PUASA
Puasa / shaum menurut bahasa artinya adalah menahan diri dari sesuatu.
Puasa menurut istilah adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa mulia terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan syarat – syarat tertantu.
Puasa merupakan salah satu pelaksanaan rukun islam.
Puasa terbagi menjadi 4 macam:
| a. Puasa Wajib b. Puasa Sunah | c. Puasa Makruh d. Puasa Haram |
A. Puasa Wajib
| 1. Puasa Ramadhan 2. Puasa Nadzar | 3. Puasa Kifarat/ denda 4. Puasa qodho’/ mengganti puasa |
| 1. Puasa Asyura tanggal 10 Muharram 2. Puasa hari Senin dan Kamis 3. Puasa enam hari pada bulan Syawal 4. Puasa Arafah 5. Puasa Nabi Daud | 6. Puasa bulan sya’ban 7. Puasa tengah bulan (13, 14 dan 15) bulan qomariah tahun hijriah 8. Puasa di bulan Rajab |
C. Puasa Makruh
1. Puasa sunah yang dilakukan istri tanpa izin suami.
2. Puasa sunah yang dilakukan seorang tamu tanpa izin tuan rumah.
3. Puasa seorang anak yang belum baligh tanpa izin orang tuanya.
D. Puasa Haram
1. Puasa pada hari Raya ‘Idul Fitri tanggal 1 Syawal
2. Puasa pada Hari Raya ‘Idul Adha tanggal 10 Dzulhijah
3. Puasa pada hari tasyrik tanggal 11, 12, dan 13 dzulhijah
KETENTUAN PUASA
Melaksanakan puasa harus mengetahui kapan mulainya ibadah puasa dan harus memenuhi syarat dan rukun puasa.
Syarat adalah hal – hal yang harus di kerjakan sebelum melaksanakan puasa.
Rukun adalah hal – hal yang harus dilaksanakan / di kerjakan dalam suatu ibadah.
Puasa adalah sarana yang menyampaikan seseorang kepada derajat taqwa, oleh sebab itu hendaklah orang yang berpuasa turut mempuasakan semua anggota tubuhnya dengan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasulnya saw.
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda : “Puasa bukanlah (menahan diri) dari makan dan minum (semata) akan tetapi puasa itu menahan diri dari perbuatan sia – sia dan keji, jika ada orang yang mencelamu atau berlaku jahil atasmu, katakanlah : Aku sedang puasa” (HR.Ibnu Khuzaimah, Al-hakim)
Maka hendaknya kita :
1. Mempuasakan lisan
2. Mempuasakan mata
3. Mempuasakan telinga
4. Mempuasakan perut
5. Mempuasakan syahwat
6. Mempuasakan tangan
7. Mempuasakan kaki
8. Mempuasakan hati.. dll.
A. Rukun Puasa
1. Niat di malam hari bagi puasa wajib
“ Barang siapa yang tidak berniat sebelum fajar untuk puasa maka tidak ada puasa baginya” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi sanad Sahih)
( puasa sunah dapat dilakukan ketika sudah terbit fajar asal belum makan apapun )
“ Rasulullah Saw pernah mendatangi ibunda Aisyah ra (pada bulan lain) selain bulan ramadhan, beliau Saw berkata : Apakah engkau mempunyai santapan siang? Kalau tidak ada aku berpuasa” (HR. Muslim)
2. Menahan diri dari hal – hal yang membatalkan puasa, dari terbit fajar sampai terbenam matahari. (QS. Al-Baqarah : 187)
B. Syarat Wajib Puasa
| 1. Islam 2. Baligh (dewasa) | 3. Berakal sehat 4. Kuat melaksanakan puasa |
C. Syarat Sah Puasa
| 1. Islam 2. Baligh (dewasa) | 3. Suci dari haid dan nifas (bagi wanita) 4. Pada waktu yang diperbolehkan puasa |
D. Perkara- perkara yang membatalkan/merusak puasa
1. Makan, minum dan merokok dengan sengaja
2. Muntah dengan sengaja
3. Keluar darah haid dan nifas (bagi wanita)
4. Hilang akal, gila, mabuk
5. Keluar sperma / air mani dengan sengaja
6. Bersetubuh / jima’
7. Berbekam / cantuk / hijamah (pengobatan cara Nabi dengan mengeluarkan darah kotor)
8. Murtad
E. Sunah –sunah puasa
1. Menyegerakan berbuka
- Dari Sahl bin Sa’ad ra. Rasulullah bersabda : “ Ummatku akan senantiasa dalam sunahku selama mereka tidak menunggu bintang ketika berbuka”(HR. Ibnu Hibban,sanad sahih)
- Berbuka dengan apa ? dari Anas bin Malik : “Adalah Rasulullah Saw berbuka dengan beberapa butir rutbah (kurma segar) sebelum shalat, jika tidak ada rutbah dengan beberapa tamar (kurma kering) jika tidak ada tamar beliau minum dengan beberapa tegukan air” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah, at-Tirmidzi-sanad sahih)
2. Berdoa ketika berbuka
Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash ra. Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya orang yang berpuasa ketika berbuka memiliki doa yang tidak akan ditolak” (HR. Ibnu Majah, Al-Hakim, Ibnu Sunni dan Ath-Thayalisi, dengan sanad sahih)
3. Mengakhirkan makan sahur
Hikmah sahur : dari Amr bin Ash ra bahwasannya Rasulullah bersabda : “Pembeda antara puasa kita dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur” (HR. Muslim)
“Sesungguhnya makan sahur adalah barokah yang Allah berikan padamu maka janganlah kamu tinggalkan” (HR Imam Ahmad dan An-Nasai sanad sahih)
4. Mengerjakan sholat tarawih dan sholat witir
5. Memperbanyak tadarus, sodaqoh dan ibadah sunah lainnya
6. Memberi makan orang yang berpuasa
Rasulullah Saw bersabda : “Barang siapa memberi buka orang yang berpuasa, ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang yang berpuasa tanpa mengurangi pahalanya sekitpun”(HR. Imam Ahmad, At-tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
F. Hikmah puasa
1. Melatih bersyukur
2. Untuk mencapai derajat ketaqwaan
3. Untuk mendidik dan menumbuhkan rasa belas kasih, murah hati kepada fakir miskin dan anak yatim
4. Melatih sabar, mendidik kedisiplinan dan menyehatkan badan
G. Perbuatan – perbuatan yang dapat menghilangkan pahala puasa.
1. Berbohong
2. Menggunjing
3. Marah
4. Berbuat maksiat
5. Memfitnah
PUASA RAMADHAN
A. Hukum Puasa Ramadhan
$yg•ƒr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä |=ÏGä. ãNà6ø‹n=tæ ãP$u‹Å_Á9$# $yJx. |=ÏGä. ’n?tã šúïÏ%©!$# `ÏB öNà6Î=ö7s% öNä3ª=yès9 tbqà)Gs?
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (al-Baqarah: 183)
“ Islam dibangun atas lima hal, yaitu : Syahadat laa ilaaha illallah muhammadurrasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa ramadhan dan haji ke rumah Allah ”
( Muttafaq’alaih )
Kaum muslimin telah berijma’ bahwa puasa pada bulan Ramadhan hukumnya adalah “wajib”, barangsiapa yang mengingkarinya maka ia kafir.
Ancaman Bagi Orang Yang Membatalkan Puasa Ramadhan Dengan Sengaja
Orang tersebut akan digantung dengan kaki diatas, sedang mulut mereka rusak/robek, darah mengalir dari mulut mereka. (HR. An-Nasai, Ibnu Hibban dan Al Hakim)
B. Cara Menentukan Di Mulainya Awal Ramadhan
1. Dengan Ru’yatul Hilal artinya dengan melihat bulan tanggal 1 Ramadhan secara langsung atau dengan alat.
2. Dengan Ilmu Hisab atau perhitungan bulan oleh ahli falaq
3. Dengan menyempurnakan bulan sya’ban 30 hari, apabila ru’yah terhalang. (bulan tidak terlihat)
Dari Abu Huriarah ra Rasulullah Saw bersabda : “ Puasalah kamu karena melihat hilal (bulan) dan berbukalah karena melihat hilal, jika kamu terhalangi awan, sempurnakanlah tiga puluh hari” (HR. Bukhari – Muslim)
4. Dengan Mendengan kabar yang mutawatir, yaitu kabar dari orang yang melihat bulan dengan tanpa kebohongan.
C. Tata cara menyambut datangnya bulan Ramadhan
1. Memperlihatkan rasa gembira dan senang dengan datangnya bulan Ramadhan.
مَن فَرحَ بِدُخًوْ لِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلى النِّيْرَانِ
“Barang siapa gembira menyambut datangnya bulan Ramadhan maka diharamkan jasad orang tersebut dari api neraka”
2. Memperbanyak doa agar diberi kekuatan lahir batin sehingga dapat menjalankan puasa.
ُصوُموا تَََََََصِحُوا (روه الترمذى)
3. Mengilangkan perkataan, perbuatan dan hal – hal yang dapat menghilangkan pahala puasa.
4. Menjalankan ibadah puasa dengan hati yang ikhlas.
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ اِلاَّ الجُوعُ وَالعَطشُ
“Kebanyakan orang berpuasa tidak mampu memetik hasil, kecuali lapar dan dahaga” (HR.Ibnu Majah, Ad-Darimi, Ahmad , al-Baihaqi)
5. Membayar hutang puasa (apabila mempunyai hutang).
D. Tata cara puasa Ramadhan
1. Niat pada malam hari
“ Barang siapa yang tidak berniat sebelum fajar untuk puasa maka tidak ada puasa baginya” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi sanad Sahih)
Adapun niat puasa sbb:
نَوَ يْتُ صَوْمَ غَدٍعَنْ اَدَءِفَرْضِ الشَّهْرِ َرمَضَانَ هَدِ السَّنَةِ فَرْضَا ِللهِ تَعَالَى
2. Menahan diri dari hal – hal yang membatalkan puasa mulai terbit fajar sampai terbenam
3. Segera berbuka ketika sudah waktu magrib, dengan membaca doa terlebih dahulu
" اَللَّهُمَ لَكَ صُمْتُ َوبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ اَفْطَرْتُ ذَهَبَ اظَّمَأُ ِبَرحْمَتِكَ يَأَرْحَمَاالرَّاحِمِيْنَ "
" ذَهَبَ اظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ اْلعُرُوقُ وَثَبَتَ اْلأَجْرُ ِإنْشَاءَاللهُ."
4. Disunahkan makan makanan yang manis terlebih dahulu
5. Tidak berlebihan dalam berbuka
6. Mengakhirkan makan sahur.
Dari Sahl bin Sa’d as Sa’idi, Rasulullah bersabda : “Manusia senantiasa akan mendapatkan kebaikan selagi mereka menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur” (HR. Bukhari Muslim)
E. Keistimewaan / Keutamaan bulan dan Puasa Ramadhan
1. Diturunkannya al-Quran/ nuzulul Quran (QS Al-Baqarah 185)
2. Pintu – pintu surga dibuka dikarenakan banyaknya amal saleh dari orang mukmin.
3. Pintu – pintu neraka ditutup sebagai rahmat bagi orang – orang mukmin
4. Syetan – syetan dibelenggu (ketiganya HR Bukhari-Muslim)
5. Setiap malam ada penyeru yang berseru : “wahai orang yang berbuat kebaikan menghadaplah dan wahai orang yang berbuat keburukan berhentilah”.
6. Setiap malam Allah memerdekan hamba – hambaNya dari api neraka. (keduanya HR At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Khuzaimah sanad hasan)
7. Orang yang berpuasa ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala Allah diampuni dosa-dosanya yang lalu. (HR. Bukhari-Muslim)
8. Pahala puasa dilipatgandakan oleh Allah tanpa batas (HR. Bukhari –Muslim)
9. Bau mulut orang berpuasa lebih wangi disisi Allah dari Misk (HR. Bukhari – Muslim)
10. Puasa adalah tameng pelindung dari api neraka. (HR. Bukhari – Muslim )
11. Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu ketika berbuka dan ketika berjumpa dengan Allah. (HR. Bukhari – Muslim )
12. Orang yang berpuasa akan mendapatkan keistimewaan dengan surge yang dikhususkan untuk mereka, yaitu Ar-Royyan. (HR. Bukhari – Muslim )
13. Puasa kelak memberi syafa’at (pertolongan) kepada orang yang berpuasa. (HR. Imam Ahmad, Al-Hakim dll. Sanad hasan)
14. Orang yang berpuasa termasuk siddiqin dan syuhada. (HR. Ibnu Hibban sanad sahih )
15. Barang siapa shalat tarawih berjama’ah bersama imam sampai selesai maka dicatat untuknya shalat semalam suntuk. (HR. Imam Ahmad, Ibnu Hibban, disahihkan Albani)
16. Terdapat lailatul Qadar (QS. Al-Qadr: 1-5)
17. Doa orang berpuasa dikabulkan terutama menjelang berbuka. (HR. Ibnu Majjah, sanad hasan)
18. Barang siapa berpuasa bulan ramadhan kemudian dilanjutkan puasa enam hari bulan syawal maka seakan dia berpuasa selama setahun (HR. Bukhari – Muslim )
F. Yang boleh dilakukan oleh orang yang berpuasa.
1. Seorang yang berpuasa dibolehkan memasuki waktu subuh dalam keadaan junub
Dari Aisyah dan Ummu Salamah ra : “Bahwasannya Nabi Saw memasuki waktu subuh dalam keadaan junub karena jima’ dengan istrinya, kemudian beliau mandi dan berpuasa” (HR. Bukhari – Muslim )
2. Seorang yang berpuasa boleh bersiwak
Rasulullah Saw bersabda: “Kalaulah tidak memberatkan umatku niscaya aku suruh mereka untuk bersiwak setiap kali berwudhu” (HR. Bukhari – Muslim) hadist ini masih bersifat umum.
3. Berkumur – kumur dan berisytinsaq (memasukan air ke hidung lalu dikeluarkan lagi ketika wudhu) dengan tidak berlebihan
4. Bercengkerama (bercumbu) dan mencium istri
5. Mengeluarkan darah untuk pemeriksaan dan suntikan yang tidak bertujuan pengganti makanan
6. Mencicipi makanan
7. Memakai celak, obat tetes mata dan telinga dan lainnya
8. Memakai obat yang disemprotkan ke mulut bagi penderita asma (sesak napas)
9. Mengguyurkan air dingin diatas kepala dan mandi.
G. Yang boleh berbuka/tidak puasa tapi wajib mengganti di hari lain.
1. Orang yang sakit (bukan sakit menahun/kronis)
2. Seorang musafir
3. Wanita yang sedang haid dan nifas
4. Seorang ibu yang mengandung
5. Seorang ibu yang sedang menyusui
H. Yang boleh berbuka/tidak puasa dan wajib membayar fidyah tanpa mengganti puasanya.
Wajib membayar fidyah, sebagai pengganti puasa yang ditinggalkan sebab sangat terpaksa dank arena dapat membahayakan. Jumlah fidyah yang harus dibayarkan adalah satu mud satu hari / (7 ons)
1. Orang yang sakit kronis
2. Orang hamil/ menyusui yang membahayakan dirinya dan anaknya
3. Orang yang lanjut usia/ orang jompo.
(orang yang sudah pikun dan sudah tidak bisa membedakan baik dan buruk tidak wajib puasa dan tidak wajib membayar fidyah “syekh Muhammad bin sholeh Al-Utsaimin” )
I. Hikmah dan Pesan Moral Ramadhan
1. Ramadhan… membuka lembaran baru yang putih bersinar
2. Ramadhan… bulan pendidikan ruhaniah
3. Puasa adalah bukti iaman dan cinta kepada Allah
4. Meraih taqwa dengan berpuasa
5. Dengan puasa hati jernih untuk berfikir dan berdzikir
6. Puasa menumbuhkan kepeduliaan
7. Puasa latihan menundukan dan menguasai hawa nafsu
8. Puasa mempersempit ruang gerak syetan
9. Puasa menghancurkan kesombongan
10. Hidup sehat dengan puasa
Amalan Untuk Memakmurkan Bulan Ramadhan
a. Sholat Tarawih
Rasulullah sangat menganjurkan agar kita melaksanakannya seperti sabda beliau : “Barangsiapa melakukan qiyam (sholat malam) pada bulan ramadhan dengan keimanan dan pengharapan, diampunilah dosa – dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari Muslim)
“Sesungguhnya seseorang yang shalat bersama imam sampai selesai dicatat baginya shalat seluruh malam”(HR. Imam Ahmad, Ibnu Hibban. Disahihkan Al-Albani)
Jumlah rekaat.
Para salafus shaleh berbeda pendapat tentang jumlah rekaat sholat tarawih sekaligus witirnya, ada yang 20 dan ada yang 8.
Dari Aisyah ra : “Rasulullah Saw tidak menambah pada bulan ramadhan dan selainnya atas sebelas rakaat” (HR. Bukhari Muslim)
Walaupun demikian, jika lebih dari sebelas rekaat tidaklah mengapa karena Nabi Saw pernah ditanya tentang shalat malam, maka beliau menjawab : “ Shalat malam itu dua, dua (tanpa batas). Jika seorang dari kamu khawatir masuk waktu subuh hendaklah shalat satu rekaat sebagai witir shalatnya” (HR. Bukhari Muslim)
b. Memperbanyak membaca Al-Quran
Ramadhan adalah bulan Al-Quran oleh karena itu kita dianjurkan untuk memperbanyak membaca Al-Quran pada bulan tersebut. Segala amalan yang dilakukan dibulan ramadhan akan mendapat pahala yang berlipat – lipat.
Az-Zuhri mengatakan : “Ini adalah bulan membaca Quran dan memberi makan orang yang membutuhkan”
c. Memelihara sholat sunah rawatib
Rasulullah bersabda : “Tiadalah seorang hamba muslim yang shalat karena Allah setiap hari dua belas rekaat (shalat) thathawwu’ (sunah) bukan fardhu melainkan Allah membangunkan untuknya rumah disurga” (HR.Muslim)
d. Mengerjakan sholat dhuha
Rasulullah bersabda : “ Shalat dhuha adalah shalatul awwaabiin (shalatnya orang – orang yang selalu kembali kepada Allah)” (HR. Abu Dawud At-tirmidzi sanad sahih)
e. Bersedekah
Rasulullah bersabda: “shadaqatus Sirr (sedekah yang dialkukan sembunyi-sembunyi)memadamkan kemarahan Rabb” (HR. Baihaqi sanand sahih )
f. Memberi makan orang yang berpuasa
Rasulullah Saw bersabda : “Barang siapa memberi buka orang yang berpuasa, ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang yang berpuasa tanpa mengurangi pahalanya sekitpun”(HR. Imam Ahmad, At-tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
g. Berdzikir setelah sholat subuh sampai matahri terbit lalu sholat dua rekaat
Rasulullah bersabda : “Barangsiapa shalat subuh berjamaah kemudian duduk berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit kemudian shalat dua rekaat, hal itu baginya seperti pahala haji dan umrah sempurna, sempurna sempurna” (HR. At-Tirmidzi, sanad sahih)
h. Memperbanyak dzikir
Rasulullah bersabda : “Barangsiapa mengucapkan سبحان الله وبحمده dalam sehari seratus kali, niscaya dihapus kesalahanya walau sebanyak buih dilautan” (HR.Bukhari Muslim)
Belau Saw juga bersabda : “Ada dua kalimat yang ringan di lisan, berat dalam timbangan dan mendatangkan cinta Ar-rahmanسبحان الله وبحمد سبحان الله العظيم ” (HR.Bukhari Muslim)
i. Memperbanyak istighfar
šúïÌÏÿøótGó¡ßJø9$#ur Í‘$ysó™F{$$Î/ ÇÊÐÈ
“ dan yang memohon ampun di waktu sahur” [QS. Ali Imran: 17].
Ibnu umar ra berkata: “ Dalam satu majelis kami menghitung Rasulullah Saw sebanyak seratus kali mengucapkan رَبِّ اغْفِرْ لِى وَتُبْ عَلَيَّ إِ نَّكَ أَ نْتَ التَّوَّابُ الْغَفُوْرُ” (HR. Imam Ahmad dll, sanad sahih)
j. Bershalawat dan salam kepada nabi Muhammad Saw
Rasulullah bersabda : “Barangsiapa bershalawat kepadaku sekali maka Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali” (HR. Muslim dll)
¨bÎ) ©!$# ¼çmtGx6Í´¯»n=tBur tbq=|Áム’n?tã ÄcÓÉ<¨Z9$# 4 $pkš‰r'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#q=|¹ Ïmø‹n=tã (#qßJÏk=y™ur $¸JŠÎ=ó¡n@ ÇÎÏÈ
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya (QS Al-Ahzab:56).
Bershalawat artinya: kalau dari Allah berarti memberi rahmat: dari malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan perkataan:Allahuma shalli ala Muhammad. Dengan mengucapkan perkataan seperti:Assalamu’alaika ayyuhan Nabi artinya: semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai nabi.
LAILATUL QADAR
!$¯RÎ) çm»oYø9t“Rr& ’Îû Ï's#ø‹s9 Í‘ô‰s)ø9$# ÇÊÈ !$tBur y71u‘÷Šr& $tB ä's#ø‹s9 Í‘ô‰s)ø9$# ÇËÈ ä's#ø‹s9 Í‘ô‰s)ø9$# ׎öy{ ô`ÏiB É#ø9r& 9öky ÇÌÈ ãA¨”t\s? èps3Í´¯»n=yJø9$# ßyr”9$#ur $pkŽÏù ÈbøŒÎ*Î/ NÍkÍh5u‘ `ÏiB Èe@ä. 9öDr& ÇÍÈ íO»n=y™ }‘Ïd 4Ó®Lym Æìn=ôÜtB Ìôfxÿø9$# ÇÎÈ
1. Sesungguhnya kami Telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan(Lailatul Qadr). 2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? 3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. 4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. 5. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.
Waktu
Diriwayatkan dari Nabi saw bahwa malam tersebut terjadi pada malam – malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan ramadhan. Berdasarkan hadist Aisyah ra Rasulullah bersabda: “Carilah malam Lailatul Qadar di ( malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan” (HR. Bukhari Muslim)
Dari Ibnu Umar, Rasulullah saw bersabda: “Carilah di sepuluh hari terakhir, jika seorang dari kamu merasa lemah atau tidak mampu maka janganlah sampai terluput tujuh hari sisanya” (HR. Bukhari Muslim)
Amalan yang dilakukan
Dengan memperbanyak sholat malam, berdzikir, bertasbih, bertahmid,bershalawat, membaca quran juga berdoa.
اَللَّهُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْلعَفْوَ فَاعْفُ عَـنِّي
Tanda – tandanya
Dari ‘Ubay ra, Rasulullah saw bersabda : “Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tidak menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi” (HR. Muslim)
Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah saw bersabda : “(malam)Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya sinar matahari melemah kemerah-merahan” (HR. Ath-Thayalasi, Ibnu khuzaimah, Al-Bazzar. Sanad hasan)
ZAKAT FITRAH
Zakat menurut bahasa artinya membersihkan. Zakat adalah rukun Islam yang ketiga dan diwajibkan bagi setiap muslim yang memiliki harta yang mencapai nisab dan telah sampai masa satu tahun.
a. Hukum zakat fitrah
Allah berfirman :
(#qßJŠÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# (#qè?#uäur no4qŸ2¨“9$# 4 $tBur (#qãBÏd‰s)è? /ä3Å¡àÿRL{ ô`ÏiB 9Žöyz çnr߉ÅgrB y‰YÏã «!$# 3 ¨bÎ) ©!$# $yJÎ/ šcqè=yJ÷ès? ׎ÅÁt/ ÇÊÊÉÈ
“ Dan Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah : 110)
Dari Ibnu Abbas,: “Telah diwajibkan Rasulullah Saw, zakat fitrah pembersihan bagi orang yang puasa dan memberi makan bagi orang miskin, barang siapa yang menunaikan sebelum shalat hari raya, maka zakat diterima, dan barang siapa membayarnya sesudah shalat maka zakat itu sebagai sedekah biasa” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah)
Dari Abdullah bin Umar: “Rasulullah Saw mewajibkan zakat fitrah dari bulan ramadhan atas hamba sahaya, orang merdeka, laki-laki, perempuan, anak kecil dan orang dewasa diantara kaum muslimin” (HR.Bukhari Muslim)
b. Syarat wajib zakat fitrah
1. Islam
2. Hidup sampai akhir ramadhan sebelum matahari terbenam
3. Mempunyai kelebihan harta pada malam hari raya dan siang harinya
c. Niat zakat fitrah
Zakat fitrah adalah zakat badan/ diri, sehingga harus berniat sendiri atau orang yang menanggung kita.
Contoh niatnya:
نَوَيْتُ اَنْ اُخْرِجَ زَكَاةََ اْلفِطْرِعَنْ نَفْسِى فَرْضَ للهِ تَعَالى (saya niat mengeluarkan zakat fitrah diri saya karena Allah ta’ala)
نَوَيْتُ اَنْ اُخْرِجَ زَكَاةََ اْلفِطْرِعَنْ ولدىفَرْضَ للهِ تَعَالى (saya niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak saya karena Allah ta’ala)
d. Bentuk dan ukuran zakat fitrah
Menurut hadist Rasulullah Saw, zakat fitrah adalah makanan pokok manusia pada suatu negeri/daerah. Jumlahnya satu Shaa’ (± 2,5 Kg) dan tidak boleh dicampur.
Dari Abu Said al-Khudri ra,: “Kami mengeluarkan pada hari raya idul fitri pada masa Nabi Saw satu sha’ daripada makanan. Dan makanan kami waktu itu adalah gandum sya’ir, anggur kering (kismis),susu yang dikeringkan dan kurma ” (HR. Bukhari)
Menurut mazhab Safi’I zakat harus berupa makanan pokok pada suatu daerah, tidak boleh yang lain.
Menurut Mazhab Hanafi diperbolehkan zakat menggunakan uang, asalkan jumlahnya harus sesuai dengan batasan zakat fitrah.
e. Waktu mengeluarkan zakat fitrah
1. Waktu Jawaz, zakat fitrah sudah dapat dikeluarkan sejak masuk bulan ramadhan sampai masuk awal bulan syawal (sebelum shalat Idul fitri)
2. Waktu wajib, mulai terbenam matahari di akhir ramadhan hingga selesai shalat iid
3. Waktu Sunah, setelah fajar dan sebelum shalat hari raya
4. Waktu Makruh, setelah shalat hari raya sampai tenggelamnya matahari pada tanggal 1 syawal. Hukumnya makruh apabila tidak ada udzur
5. Waktu Haram, setelah tenggelamnya matahari pada tanggal 1 syawal. Nilainya menjadi sadaqah biasa.
f. Yang berhak menerima zakat fitrah
* $yJ¯RÎ) àM»s%y‰¢Á9$# Ïä!#ts)àÿù=Ï9 ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur tû,Î#ÏJ»yèø9$#ur $pköŽn=tæ Ïpxÿ©9xsßJø9$#ur öNåkæ5qè=è% †Îûur É>$s%Ìh9$# tûüÏBÌ»tóø9$#ur †Îûur È@‹Î6y™ «!$# Èûøó$#ur È@‹Î6¡¡9$# ( ZpŸÒƒÌsù šÆÏiB «!$# 3 ª!$#ur íOŠÎ=tæ ÒO‹Å6ym ÇÏÉÈ
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana (QS. At-taubah: 60)
Orang yang berhak menerima zakat ada 8 asnaf/golongan :
1. orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi
penghidupannya.
2. orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya sehari-hari dan dalam keadaan kekurangan.
3. Pengurus zakat /Amil : orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat.
4. Muallaf, orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya
masih lemah.
5. Riqob (hamba sahaya)/memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir.
6. Ghorim/orang berhutang, Karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya.
7. Fi sabilillah: yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain.
8. Ibnu Sabil, orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.
g. Hikmah zakat fitrah
1. Sebagai ucapan syukur atas nikmat Allah
2. Membersihkan dirinya dari sifat kikir dan akhlak tercela
3. Menolak bala’
4. Membuka pintu – pintu rizki
5. Menolong orang yang lemah dan kesusahan
6. Menumbuhkan rasa kasih sayang antara si kaya dengan si miskin
7. Membersihkan manusia dari dosa – dosa dan kesalahanya
IDUL FITRI
Hari raya idul fitri adalah salah satu hari raya umat islam setiap tanggal 1 Syawal setelah melaksanakan puasa ramadhan selama sebulan penuh. Umat Islam disunahkan mengerjakan shalat idul Fitri, hukumnya Sunah Muakad (yang dianjurkan).
a. Cara – cara Shalat Idul fitri
1. Waktunya pada pagi hari, yaitu waktu dhuha
2. Utama dikerjakan ditanah lapang, sebagaimana yang biasa dikerjaka Rasulullah Saw.
3. Hendaknya semua orang baik laki – laki, perempuan, wanita – wanita yang sedang berhalangan pun untuk datang di tempat shalat Id,
Dari Ummi ‘Athiyah : “Rasulullah Saw telah menyuruh kami keluar pada hari raya Idul Fitri dan Hari raya Haji supaya kami membawa gadis – gadis, perempuan yang sedang haid, dan hamba perempuan ketempat shalat hari raya. Adapun perempuan yang sedang haid, mereka tidak mengerjakan shalat” (HR. Bukhari Muslim).
4. Dilaksanakan berjama’ah dengan disertai khutbah, tanpa adzan dan iqamat.
5. Shalat Ied tidak disertai shalat sunah lain baik sebelum maupun sesudahnya.
Dari Ibnu Abbas ra: “Sesungguhnya Nabi Saw shalat hari raya dua rekaat, beliau tidak shalat sebelum dan sesudahnya” (HR. Bukhari Muslim)
6. Membaca niat
أُصَلِّى سُنَّةَ لِعِيدِ الفِطْرِ رَكْعَتَينِ مأموماً / امام لله تعا لى
7. Takbiratul ihram, rekaat pertama tujuh kali, rekaat kedua lima kali; disela – sela takbiratul ihram membaca :
سُبحَا نَ الله والحمد لله ولا اله الا لله ولله اكبر
8. Membaca Al-Fatihah
9. Membaca Surat (lebih utama surat Qaf rekaat pertama dan surat al- Qamar pada rekaat kedua; atau surat al-A’la pada rekaat pertama dan Al-Ghasyah pada rekaat kedua)
10. Shalat idul fitri dilaksanakan dua rekaat.
b. Sunah – Sunah Hari Raya Idul Fitri
1. Mandi, memakai pakaian yang paling baik, berhias dan menggunakan minyak wangi.
2. Makan sebelum shalat Id
3. Pergi shalat id dari salah satu jalan, dan pulang dari jalan lainnya
4. Membaca takbir dari terbenam matahari akhir ramadhan sampai melaksanakan shalat ied.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar